Sunday
2024-04-28
10:43 AM
 
WEN'S PHOTOGRAPHY
 
Welcome Guest | RSSMain | Blog | Registration | Login
Site menu
Our poll
Rate my site
Total of answers: 42
Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0
Login form
Main » 2010 » June » 5 » Kajian Teori Fotografi
11:21 AM
Kajian Teori Fotografi
Tidak ada yang menyangkal bahwa fotografi merupakan hobby yang popular pada saat ini, sebuah profesi yang mulai ditekuni, alat bantu untuk pengetahuan, sebuah media untuk mengungkapkan sesuatu dan banyak lagi.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah seseorang pemotret adalah seorang seniman dan karya-karyanya diakui sebagai suatu karya seni? Berbeda dengan pematung, penyair, pemain drama, pelukis. Pemotret menggunakan alat yang disebut kamera dan pengoperasiannya relatif mudah. Orang tua dan muda dapat dengan mudah menggunakannya, apalagi di era modern ini telah banyak kamera otomatis, yang tinggal menekan sebuah tombol dan hasilnya cukup memuaskan.

Dibalik semua itu seseorang pematung harus bergelut dengan pahat dan palunya selama berhari-hari atau mungkin berminggu-minggu bahkan mungkin berbulan-bulan untuk menghasilkan sebuah karya yang baik. Begitu pula dengan penyair dan mesin ketiknya, pemain drama dengan ilmu panggungnya dan pelukis dengan kanvasnya.
Dari penjabaran di atas, mungkin kita dapat langsung menyimpulkan bahwa fotografi bukan suatu karya seni, malah akhir-akhir ini banyak yang menyebutkan bahwa fotografi merupakan desain karena banyak memakai prinsip-prinsip desain dalam penggunaannya, antara lain keseimbangan proporsi dan irama.

Namun Carl Mydans, seorang pemotret terkenal, berkata "Bebaskan kami dari segala teknik-teknik yang membelenggu, dan kami dapat buktikan apa itu fotografi-membuat sebuah gambar yang kreatif”. Berangkat dari tulisan itu maka saya dapat mengatakan bahwa fotografi adalah karya seni namun pengerjaannya membutuhkan perencanaan, dan perencanaan tersebut biasanya didukung oleh prinsip-prinsip desain. Apa saja prinsip-prinsip desain yang mendukung fotografi, itu yang akan dijabarkan pada seminar ini.

Seminar ini kan membahas sebagaimana membuat fotografi menjadi sebuah karya yang mempunyai nilai estetik dan kreatif.  Pada seminar ini tidak akan dibahas fotografi secara teknis, misalnya berapa bukaan diafragma, berapa kecepatan rananya dll. Pembahasan akan diawali dengan kamera itu sendiri dan apa saja yang dapat dilihat oleh kamera. Bukan hanya gambar saja, melainkan makna yang lebih mendalam yaitu warna, tekstur, bidang, dan bentuk yang mungkin dalam kacamata sehari-hari sering diabaikan oleh pemotret, terutama pemotret amatir.

Kemudian akan dibahas pula prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pengambilan foto agar foto tersebut dapat lebih terlihat indah. Hal ini dapat juga mengantar kita untuk melakukan sesuatu yang lebih kreatif dan berbobot agar dapat diperoleh hasil foto yang maksimal.

Menurut Yudhi Soerjoatmodjo, pada buku paradigma dan pasar. Aspek-aspek seni visual Indonesia, asal mula fotografi dimulai karena kebutuhan praktis diantara ahli gambar dan pelukis, oleh karena itu sekitar awal abad 16-17 ditemukan alat yang disebut camera obscura yang dipakai oleh ahli gambar untuk dapat membuat gambar yang sangat persis. Camera berarti ruangan  dan obscura adalah gelap atau tidak ada cahaya. Alat ini memakai fenomena optis sehingga membentuk gambar yang terjadi melalui pantulan. Melalui eksperimen di bidang kimia dan optic dicoba untuk langsung menempelkan hasil pantulan ini pada kertas. Perkembangan berikutnya melibatkan bidang fisika optic, kimia dan matematika ,menyebabkan munculnya fotografi (Yayasan Cemeti, 2003, 155).

Yudhi Soerjoatmodjo juga mengatakan bahwa fotografi adalah media komunikasi dan alat dialog, fotografi juga dapat dilihat secara fungsi, fotografi berfungsi secara dokumentatif, informatif dan bagian dari seni (art). Sedangkan menurut Seno Gumira Ajidarma dalam tulisannya Kalacitra, fotografi menampilkan realitas apa yang terdapat dalam sebuah foto melainkan bagaimana sebuah foto berperan dalam realitas. Foto menjadi bagian dari realitas yang dikenal dan dihayati oleh kita, karena realitas memang tampil kepada manusia sebagai representasi (kristanto@arsuka, 2002, 201).

Fotografi
Untuk membuat sebuah karya foto yang sensasional diperlukan kekreatifan yang tinggi disertai pendalaman makna subjek yang akan kita foto. Ada teknik yang membantu dalam pencarian dan pendalaman ini yaitu yang kita sebut seni eksplorasi. Seni eksplorasi ini terdiri dari tiga bagian:
1.    Pengertian mendalam secara emosional pada objek
2.    Pengamatan secara serius terhadap karakteristik visual objek
3.    Menyususn, memilih dan menentukan apa yang akan kita buat dan ditonjolkan dari objek

Ketiga hal ini tidak akan berjalan lancar jika kita tidak mempunyai ilmu-ilmu dasar rupawi yang membantu kita untuk melihat, memilih, memecahkan atau membuat keputusan foto yang bagaimana yang akan kita buat.

Ilmu tersebut tak lain berkenaan dengan unsur-unsur rupa. Antara lain garis, bidang, tekstrur, bentuk dan warna. Unsur-unsur tersebut kita gabung dan diterapkan bersama didalam teori atau prinsip-prinsip yang kita sebit prinsip desain. Dengan prinsip-prinsip ini kita dapat melihat dan merasakan kesatuan, keseimbangan, irama, proporsi dan perspektif yang baik dan yang paling tepat dengan makna atau misis pemotretan kita.

Berdasarkan pengalaman, prinsip-prinsip desain ini selalu dipakai dan sangat berperan untuk membuat sebuah karya foto yang menarik dan tepat.

Saran
Kekreatifan kita untuk membuat sebuah karya foto akan bertambah sejalan dengan pengalaman. Karena itu bekal teori saja sebenarnya tidaklah cukup, namun perlu diimbangi dengan praktek secara tekun dan terus menerus.
Prinsip-prinsip desain banyak membantu kita untuk membuat sebuah karya foto yang baik, karena itu perdalamlah bagian ini secara serius, dengan lebih banyak lagi belajar lewat karya-karya foto pemotret terkenal/professional dan yang dinilai berhasil. Bukan teknik atau gayanya namun lebih dari itu yaitu prinsip dasar yang menolong gambar itu berbicara atau bercerita.

Makalah Akademik, Mata Kuliah DS 400 seminar, Prinsip Desain Pada Fotografi, Hendarmin R.S, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB 1997.

Temukan informasi lainnya mengenai Minang, Padang, Sumatera Barat, perkawinan adat minangkabau, Foto Pengantin, Foto Prewedding, Photo Pernikahan, Fotografi Pernikahan, Photo Wedding, Fotografi Wedding, Foto Pernikahan, Foto Wedding hanya di Foto Pengantin & Prewedding: Photo Pernikahan & Fotografi Wedding,  foto perkawinan, wedding photo, paket foto, fotografer pernikahan, wedding photographer, pre wedding photographer, Minang Wedding, Pre Wedding photography & Wedding Party photography Padang – Sumbar, Padang wedding, Wedding Gallery & Event Organizer, Pre Wedding Photography, pre wedding, pre wedding photographer, pre wedding photography, wedding vendors, Pre Wedding Photography, Pre Wedding Foto, Foto Pra Nikah Foto, Paket Wedding, hasil foto, bentuk foto, ukuran foto,  photo pre wedding di…

Wen’S Photography
Digital Photo Studio & Video Shooting
Jl. Gajah Mada No.30 Gunung Pangilun Padang
Hp 08126764527, Telp 07519901204
http://wensphotography.at.ua
http://wensphotography.blogspot.com
http://wensphotography.wordpress.com


Views: 10141 | Added by: fadlikoto | Rating: 0.0/0
Total comments: 1
1 Raice  
0
Oxive

Name *:
Email *:
Code *:
Search
Calendar
«  June 2010  »
SuMoTuWeThFrSa
  12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930
Entries archive
Gallery Foto
  • Klik di Sini
  • Copyright by Derisma©2010
    ****