Friday
2024-04-26
10:07 PM
 
WEN'S PHOTOGRAPHY
 
Welcome Guest | RSSMain | Blog | Registration | Login
Site menu
Our poll
Rate my site
Total of answers: 42
Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0
Login form
Main » 2010 » June » 5 » Sifat Dasar Kamera
11:31 AM
Sifat Dasar Kamera
Sesungguhya kamera adalah suatu alat yang  merekam secara optis, mekanis, kimiawi. Baik benda, mansia dan keadaan, dengan cara yang teliti, objektif dan menyeluruh sesuai dengan perspektif dan sudut pandang lensa yang dipakainya. Berdasar atas sifat optis, mekanis, kimiawi ini maka dengan kemajuan teknologi tercapai kemampuan untuk merekam hal-hal yang melebihi observasi dengan mata.

Ada beberapa sifat fotografi yang khas antara lain:
1.    Pengungkapan fotografis adalah objektif. Artinya tidak mengubah. Prinsipnya perekaman dilakukan secara visual kepda benda-benda tersebut menurut besar, dimensi, jumlah tekstur dan warnanya. Gambaran visualnya tidak mengubah dan menipu kecuali kalau ada maksud demikian dari pemotretnya.
2.    Daya ingatannya tanpa batas, berbeda dari manusia yang daya ingatannya dalam melihat benda-benda atau detail berjumlah besar, sangat terbatas. Manusia dengan hanya melihat, tidak dapat mengingat-ingat lagi sejumlah besar detail yang harus diuraikan secara tertulis diatas kertas
3.    Daya penglihatannya dalam sinar yang lemah melebihi mata, berhubung film mempunyai kemampuan untuk menumpuk sinar, sehingga kesan dapat digambarkan diatas film saat mata tidak mampu lagi melihat dalam keadaan remang-remang.

Berikut ini diberikan beberapa contoh yang dapat menggamabarkan kelebihan-kelebihan kamera dibandingkan dengan penglihatan manusia:
Dengan kemampuan film menyimpan dan mengawetkan gambar, kesan-kesan yang telah direkam dapat dipertunjukkan berulang-ulang tanpa kejemuan misalnya jalannya peluru, butir-butir air dari gelombang laut, atau berubahnya warna dengan cepat. Sedangkan pada mata kita, tidak menyimpan kesan tetapi kesannya tersimpan di dalam otak sebagai kenangan.

Dengan teknik pengendalian jarak jauh (telecontrol, radio control) kamera dapat dibawa kedalam satelit untuk memotret bulan atau planet-planet, antara lain untuk mengetahui sifat-sifat permukaan planet itu. Kamera dapat dibawa kedalam laut dan dengan peralatan yang khusus dapat merekam kehidupan bawah air. Didalam kedokteran kamera dapat berguna untuk memotret organ-organ dalam tubuh manusia, misalnya lambung dan usus yaitu dengan cara memasukkan optical fibres kedalam tubuh.

Kamera dapat merekam objek-objek yang sangat kecil dengan menggunakan mikroskop atau mikroskop electron.
Kamera besar dengan film berukuran besar yang dibawa oleh pesawat terbang dapat memotret bumi dan mengadakan pemetaan secara lebih cepat dan tepat daripada dengan mengadakan cara tradisonal diatas tanah. Dengan dilengkapai teleskop kamera dapat merekam bintang-bintang yang sangat jauh.

Dengan mengadakan pemotretan secara berturut-turut dengan interval waktu, kamera dapat merekam perubahan bentuk awan dan dengan demikian mempelajari cuaca. Mata tidak dapat menyimpan kesan dan mempertunjukkan kembali apa yang telah direkam.
Dengan menggunakan film infra merah kamera dapat merekam objek didalam gelap yang tidak dapat dilihat oleh mata. Malahan dapat memotret kesan yang ditinggalkan oleh sesuatu yang sudah lewat.
Dengan menggunakan sinar rontgen yang dapat menembus lapisan-lapisan lunak, kamera dapat merekam detail benda-benda keras seperti tulang atau organ-organ didalam tubuh yang telah diisi cairan radio-opaque (contrast medium) yang tidak mungkin dilihat oleh mata telanjang.
Dengan diperlengkapi film yang peka terhadap berbagai sinar spectrum, kamera dapat merekam keadaan bumi dan laut dengan mineral atau tumbuh-tumbuhan diatasnya, untuk member informasi tentang bagian-bagian laut yang dalam atau dangkal, ataupun tempat-tempat dimana ada pabrik atau tempat peluncuran roket untuk kepentingan strategi intelligent
Namun hal-hal tsb dapat terjadi jika mnusia sendiri yang menciptakan alat atau berbagai perlengkapan bagi pemotretan-pemotretan dengan tujuan khusus tsb. Jadi sebenarnya kemampuan kamerapun hanya dibatasi oleh akal dan kemampuan manusia sendiri.

Unsur  kesenirupaan pada fotografi
Fotografi dapat dikatakan sebagai seni visual, tergantung dari bagaimana kesanggupan si pemotret atau si pengamat untuk  melihat suatu karya foto secara teliti dan dapat menguraikan hal-hal yang tercakup didalamnya sehingga menyimpan suatu arti.
Seorang pemotret harus membiasakan dirinya untuk melihat segala sesuatu secara tajam, menangkap makna subjeknya. Hal inilah yang sebenarnya menjadi titik tolak untuk mendapatkan suatu arti dalam karya foto, karena makna merupakan suatu tabir haluus yang sangat sulit ditangkap. Untuk mendapatkanya, sebelum mengungkapkan kesimpulan-keseimpulan tertentu, sipemotret harus melihat segala sesuatu didalam subjeknya secara jelas.

Dalam pencarian makna ini ada istilah yang disebut seni eksplorasi. Seni eksplorasi ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1.    Pengertian mendalam secara emosional pada objek
2.    Pengamatan yang serius terhadap karakteristik visual objek
3.    Menyusun, memilih dan menentukan apa yang akan dibuat atau ditonjolkan dari objek tersebut.

Sebagai contoh jika kita melihat sebuah objek, misalnya sebuah apel merah, maka secara emosional kita harus dapat merasakan bahwa sifatnya agresif, lambang cinta, merangsang,, indah dan mungkin terbersit rasa lapar. Namun bagi sebagian orang yang tidak menyukai apel akan merasa benci dan itu merupakan hal yang wajar. Bagi orang yang berpikiran jauh akan membayangkan bagaimana apel itu menjadid merah, dari warna hijau ke warna merah, bagaimana apel itu tumbuh, dimana kira-kira apel itu tumbuh. Apa saja kegunaan apel itu dan enaknya dimakan bersama apa saja. Bagi orang yang lebih sensitive  ia dapat merasakan bagimana rasanya menjadi apel, yang berada dibawah kerindangan daunnya, dimakan ulat, dan mungkin kulitnya keriput karena kepanasan dan busuk.

Langkah kedua ialah mengamati buah apel itu secara serius misalnya besarnya apel itu, bulatnya, kulitnya yang licin, warnanya yang merah disertai titik-titik hitam atau hijau dibeberapa tempat. Lengkungan-lengkungan yang ada, hubungannya dengan tangkai buah, kekhasan apel dibanding dengan buah lain.
Jika dirasa cukup, maka kita beralih ketahap ketiga. Disini kita "menyusun” apel itu dengan faktor-faktor lain misalnya cahaya. Cahaya yang jatuh pada permukaan apel itu dapat memberikan efek yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan krena baynagan yang terjadi pada apel atau meja (alas), disini kita harus menentukan juga apakah harus ada meja, meja yang bagaimana, apakah apel tersebut ditempatkkan disebuah ruangan, apakah perlu ditempatkan disebuah ruangan, apakah perlu ditempatkan benda-benda seperti pisau, piring disekitar apel tersebut, apa warna piringnya dan lain-lain.

Seni eksplorasi ini membuat pemotrett mempunyai banyak sekali pilihan, misalnya apakah ia harus menekankan pada tekstr daunnya, ataukah komposisi apel yang indah di atas meja makan dan apakah apel itu harus ditempatkan ditengah atau dipinggir frame. Masalah lain yang perlu dipikirkan adalah memilih alat-alat fotografi yang tepat untuk pemotretat apel tersebut
Jika seseorang bertanya, kenapa apel tersebut diletakkan dipinggir pemotret dapat menjawab karena memang bagus disitu. Kata bagus disni memang punya bobot karena diambil dari pengalaaaman dan eksplorasi. Sebagai tambahan kita juga perlu belajar dari foto-foto yang terkenal dan dinilai berhasil., tapi bukan teknik atau gayanya namun lebih dari itu, yaitu prinsip dasar yang menolong gambar itu berbicara atau bercerita.
Penekanan arti ini disesuikan karena pemotret tidak menjami npersepsi orang yang melihat foto itu akan  sama. Seorang pemotret membuat foto sebuah apel sebagai makanan yang lezat dan dapat menggambarkan arti kelezatanan itu dengan sukses kepada pengamat, namun orang yang membenci apel akan memberikan persepsi yang berbeda karena emosi berpengaruh besar, tapi walaupun demikian jika foto itu sukses maka orang yang membenci apel itu akan mberi kesan bahwa apel itu nikmat dan orang itupun akan menghargai karya tersebut
Untuk mendapatkan inforrmasi dari hasil penglihatan suatu karya foto, sebagai pendekatan untuk mempertimbangkannya dapat dipakai bebrapa unsur dalam kesenirupaan.

Unsur rupa dan penerapannya pada fotografi
Telah kita ketahui bahwa pengungkapan fotografi adalah objektif, artinya pada prinsipnya tidak mengubah, perekaman benda-benda secara visual menurut diemensi, jumlah tekstur dan warnanya, dalam istilah seni rupa hal-hal tersbut disebut unsure rupa. Berawal dari kekuatan tersebut, maka kita dapat mewujudkan ide dengan menggunakan unsur-unsur tersebut sebagai media, agar hasil yang dicapai dapat merangsang dan bernilai. Yang terpenting dari unsur-unsur tersebut antara lain:

Garis
Garis mempunyai arah tertentu, bisa pendek, panjang, halus, tebal, berombak, lurus, meelengkung dan beberapa sifat lainnya. Sebenarnya didunia ini tidak ada bentuk yang dinamakan garis. Garis adalah ciptaan manusia, garis merupakan kumpulan titik-titik, garis mempunyai panjang tanpa lebar, mempunyai kedudukan dan arah. Pada hakikatnya garis merupakan sisi sebuah bidang.

Bidang
Bidang adalah bentuk dalam aspek dua dimensi yang terjadi tidak hanya oleh karena adanya kesan garis, baik berupa segitiga, lingkaran, elips, dan lain sebagainya tetapi dapat juga dibentuk oleh suatu bidang warna atau karena adanya suatu kesan bentuk 3D yang mempunyai volume.

Tekstur
Tekstur adalah sifat khas permukaan suatu raut (bidang). Setiap raut memiliki permukaan dan setiap permukaan memiliki sifat khasnya, misalnya licn atau kasar, polos atau bercorak, kusam atau segar,llunak atau keras.
Sebagai hasil daya persepsi manusia tekstur merupakan elemen seni visual yang termasuk penting karena dalam kesan perabaannya akan menimbulkan "rasa” seperti halus, kasar, mengkilat dan lain sebagainya. Suatu kenyataann dalam seni visual bahwa sangat sulit untuk menyimpulkan hasil penglihatan secara berlebihan sebagai suatu hal yang nyata dan alami,. Tetapi fotografi dapat mengungkapkan tekstur dengan perantara jatuhnya sinar serta lensa dan film-film modern, dengan menangkap detail yang lebih baik pada suatu permukaan benda.

Bentuk
Istilah bentuk, di dalam seni rupa adalah suatu bentuk yang menyangkut aspek tiga dimensi suatu objek yang digambarkan dengan cara menempatkan pada suatu ruang (space). Mengingat jendela bidik pada kamera fotografi hanya mempunyai satu mata (berbeda dengan teropong), maka kesan bentuk dalam sebuah foto tidak akan dirasakan secara berlebihan atau mendalam sebaik apa yang dapat dilihat oleh mata telanjang manusia. Namun sesorang pemotret yang baik harus sanggup menunjukkan kesan bentuk tiga dimensi dari bentuk gambar dua dimensi.

Warna
Setelah diketemukannya teknik pemotretan warna dipertengahan tahun 1930, maka dunia fotografi mempunyai sarana baru warna, namun penerapannya pada fotografi ternyata tidak semudah yang kita duga. Pemotret mengeluh karena ide yang hendak ia sampaikan lewat fotonya ternyata terganngu oleh warna yang tidak dikehendakinya. Memang, kadangkala terlalu banyak warna pada sebuah foto malah menganggu perhatian pengamat sehingga maksud yang ingin disampaikan oleh pemotret menjadi kurang mengena. Karena itu timbul ide-ide baru untuk mekasimalkan warna yang ada misalnya dengan menggunakan filter-filter warna, penyinaran khusus pada objek, teknik-teknikk kamar gelap, dll. Seperti unsure  rupa yang lainnya penyajian warna memerlukan control estetik, karena ia dapat menambah atau malah mengurangi nilai foto kita.
Sebelum kita melangkah lebih jauh ada baiknya kita tau defenisi warna. Menurut kamus besar bahasa indonesia, warna ialah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya.

Pada dasarnya warna menunjukkan tiga macam fungsi, yaitu
Mempunyai fungsi sebagai perlambangan yang ditimbulkan karena semacam kesepakatan, misalnya warna merah mengartikan stop pada lampu lalu lintas atau warna putih sebagai tanda menyerah didalam peperangan.
Mewakili kenyataan optis, misalnya hijau untuk daun-daun, biru untuk laut, langit,  hitam untuk gelap, dan lain-lain.
Mewakili sifat-sifatnya senisir yang berfungisi secara psikologis, contohnya biru berkesan dingin, merah berkesan hangat, panas, berani, merah muda berkeesan centil, coklat berkesa wibawa, dewasa.
Untuk seseorang yang peka terhadapnya, warna dapat merupakan medium yang menjadikan nilai utama pada pembuatan sebuah foto, karena warna pada hakekatnya merupakan suatu hal yang segera terlihat secara jelas dalam bebrbagai komponen pada satu gambar.
Dengan penggunaan  yang tepat maka warna dapat membuat foto menjadi lebih indah dan berhasil.

Tekstur
Secara visual, tekstur dibagi dalam 2 macam:
•    Tekstur yang nyata sesuai dengan sebagaimana tampaknya dan hasil perabaannya. Sebagai contoh misalnya sebuah foto yang direkam dengan kehalian pemotret dari suatu permukaan batu
•    Tekstrur semu, karena teknik penguasaan gelap terangnya pencahayaan yang jatuh pada objek

Dari berbagai unsur rupa diatas kita dapat mengkombinasikan beberapa unsur  tersebut dalam sebuah karya foto. Karena pada kenyataannya memang harus begitu, sebab kamera tidak dapat memblokir  satu unsur saja melainkan membuat aneka ragam kombinasi unsur-unsur rupa tersebut yang didapatkannya dari subjek foto tersebut. disni pemotret harus menyeleksi mana yang ia pentingkan pada subjek fotonya. Apakah teksturnya lebih penting dari bentuknya? Apakah digabungkan seimbang antara bentuk, tekstur dan warna?.

Sebagai contoh dapat kita lihat foto-foto berikut  Dungeon Canyon, 1961, oleh Eliot Porter merupakan campuran antara warna, bentuk dan tekstur. Dapat kita lihat bahwa warna member kesan kedalaman, tekstrur batu member I kesan kokoh dan kuat, bentuk-bentuk segitiga memberi kesan arah yang dinamis. Ketiga unsure  tersebut saling mendukung untuk membuat sebuah foto yang sensasional.

Pada gambar 19, sabastian milito berhasil mengungkapkan bentuk bulat, oval dan menyudut. Dimensi ruang sangat terasa disini berkat penempatan cahaya yang  tepat, juga tekstur goresan cat oleh kuas menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan pada foto tsb. Minor lukite dalam karyanya knothole, 1967, membuat batang kayu, ini malah berkesan dua dimensi. Disini ia hanya memnetingkan tekstur kayu tersebut dan pola yang terlihat seperti garis-garis magnetis.

Makalah Akademik, Mata Kuliah DS 400 seminar, Prinsip Desain Pada Fotografi, Hendarmin R.S, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB 1997.

Temukan informasi lainnya mengenai Minang, Padang, Sumatera Barat, perkawinan adat minangkabau, Foto Pengantin, Foto Prewedding, Photo Pernikahan, Fotografi Pernikahan, Photo Wedding, Fotografi Wedding, Foto Pernikahan, Foto Wedding hanya di Foto Pengantin & Prewedding: Photo Pernikahan & Fotografi Wedding,  foto perkawinan, wedding photo, paket foto, fotografer pernikahan, wedding photographer, pre wedding photographer, Minang Wedding, Pre Wedding photography & Wedding Party photography Padang – Sumbar, Padang wedding, Wedding Gallery & Event Organizer, Pre Wedding Photography, pre wedding, pre wedding photographer, pre wedding photography, wedding vendors, Pre Wedding Photography, Pre Wedding Foto, Foto Pra Nikah Foto, Paket Wedding, hasil foto, bentuk foto, ukuran foto,  photo pre wedding di…

Wen’S Photography
Digital Photo Studio & Video Shooting
Jl. Gajah Mada No.30 Gunung Pangilun Padang
Hp 08126764527, Telp 07519901204
http://wensphotography.at.ua
http://wensphotography.blogspot.com
http://wensphotography.wordpress.com








Views: 9568 | Added by: fadlikoto | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Search
Calendar
«  June 2010  »
SuMoTuWeThFrSa
  12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930
Entries archive
Gallery Foto
  • Klik di Sini
  • Copyright by Derisma©2010
    ****